Pada hari Senin, 14 Agustus 2023 yang bertempat di Kantor Bupati Lombok Barat, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik mewakili Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB, menghadiri rapat koordinasi penanganan bencana kekeringan dan pendistribusian air bersih di Kabupaten Lombok Barat. Turut hadir dalam rapat ini antara lain Asisten II, BPBD Lombok Barat, Dinas Sosial, Polres, PMI, Dinas Damkar, PDAM, Bank Mandiri, Bank NTB, serta perwakilan dari kecamatan.
Asisten II selaku pemimpin rapat menyampaikan agar segera memetakan secara detail wilayah-wilayah mana saja yang saat ini terdampak kekeringan untuk selanjutnya akan diberikan bantuan pendistribusian air bersih dengan koordinasi sumber daya yang ada di Lombok Barat. “Disini saya tekankan agar semua pihak baik dari pihak Desa, Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi saling bersinergi untuk penanganan bencana kekeringan di Kabupaten Lombok Barat yang setiap tahun terjadi”, ucap beliau. Selain itu Asisten II memberikan arahan kepada BPBD agar segera membuat surat edaran terkait kesiapsiagaan bencana kekeringan yang menurut prakiraan BMKG akan terjadi dalam waktu yang lebih lama dari tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi NTB, Bapak Abdul Gani, S.T. dalam kesempatan ini menyampaikan beberapa terkait dukungan Provinsi NTB, beliau mengatakan Pemerintah Provinsi saat ini sedang berupaya mengajukan Dana BTT dan DSP BNPB untuk penanganan kekeringan di 9 Kabupaten/Kota termasuk Lombok Barat. Selanjutnya yang lebih penting, beliau juga menyampaikan bagaimana agar semua pihak mulai berpikir tentang Mitigasi Struktural dalam penanganan bencana kekeringan ini. “Mari kita semua berpikir penanganan jangka panjang untuk kekeringan ini, bagaimana kita melakukan normalisasi dan naturalisasi, memperbaikai dan memelihara DAS yang ada, dan melakukan pipanisasi ke daerah-daerah yang tentunya tidak memilik cadangan air yang cukup saat musim kemarau”, pungkas beliau.
Sebagai gambaran, saat ini Provinsi NTB telah masuk pada puncak musim kemarau dengan laporan dampak yang masuk yaitu, 9 Kabupaten/Kota, 70 Kecamatan, 335 Desa, 163.699 KK, dan 577.025 Jiwa. Dari hasil pantauan BMKG pada dasarian I Agustus, monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori ‘Sangat Panjang’ (31 - 60 hari). Namun terdapat beberapa titik yang termonitor dalam kategori ‘Ekstrem Panjang’ (>60 hari) yaitu di pesisir utara Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, serta pesisir Utara Kota Bima. HTH terpanjang tercatat di Pos hujan Labuahan Pandan selama 122 hari tanpa hujan. Pada periode puncak musim kemarau tahun ini, masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan dan kekeringan yang umumnya terjadi di periode musim kemarau.