Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB, Ir. H. Ahmadi, SP-1, secara langsung menjadi narasumber dalam kegiatan Program MOSAIC (Masyarakat Indonesia Sadar dan Adaptif Informasi Cuaca) yang diselenggarakan oleh BMKG Jakarta Pusat melalui BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Zainuddin Abdul Madjid. Pada kesempatan tersebut, Ahmadi menyampaikan dan menjelaskan paparan mengenai Kesiapsiagaan BPBD Provinsi NTB dalam Menghadapi Cuaca Ekstrim dan Bencana Hidrometeorologi, melibatkan peserta kegiatan berasal dari berbagai unsur masyarakat, relawan kebencanaan, dan instansi terkait.. Kegiatan berlangsung selama dua hari, yakni 19–20 November 2025, bertempat di Hotel Santika, Kota Mataram. 

 

Dalam pemaparannya, Ahmadi menekankan bahwa kesiapsiagaan daerah menghadapi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi harus terintegrasi antara penguatan sistem peringatan dini, peningkatan kapasitas kelembagaan, serta kesiapan masyarakat. Beberapa poin penting yang disampaikan meliputi:

Penguatan Early Warning System (EWS) melalui optimalisasi informasi peringatan dini dari BMKG yang diteruskan secara cepat kepada masyarakat melalui kanal resmi BPBD NTB, termasuk aplikasi Siaga NTB, media sosial, dan jaringan relawan Desa Tangguh Bencana (Destana).

Peningkatan kapasitas personel dan relawan dengan pelatihan mitigasi, respons cepat, serta simulasi penanganan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang kerap terjadi di NTB.

Optimalisasi Pusdalops BPBD NTB yang kini diperkuat dengan sistem monitoring 24 jam, integrasi data cuaca, dan koordinasi lintas instansi untuk memastikan respons yang cepat dan tepat.

Kolaborasi strategis antara BPBD, BMKG, TNI/Polri, pemerintah kabupaten/kota, hingga komunitas lokal untuk memastikan kesiapsiagaan berjalan menyeluruh dari tingkat provinsi hingga desa.

nyusunan rencana kontinjensi serta pemetaan wilayah rawan bencana berbasis data iklim, sehingga langkah mitigasi dapat dilakukan lebih terarah dan efektif.

Adapun Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kapasitas, memperkuat kolaborasi lintas lembaga, serta memperluas pemahaman masyarakat dalam mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi. BMKG menekankan bahwa informasi cuaca yang dipahami dengan baik dapat membantu masyarakat bertindak lebih cepat dan tepat saat terjadi kondisi ekstrem.

Kegiatan berlangsung melalui sesi pembukaan oleh BMKG Pusat Jakarta melalui Zoom Meeting/Virtual, paparan materi narasumber, sesi diskusi, serta tanya jawab interaktif. Di akhir sesi, para peserta mengikuti post-test melalui Google Form secara online untuk mengukur tingkat pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan. 

Pada akhir sesi pemaparan, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Zainuddin Abdul Madjid Satria Topan Primadi menyerahkan plakat penghargaan secara simbolis kepada Kepala Pelaksana BPBD NTB Ir. H. Ahmadi, SP-1 sebagai bentuk apresiasi atas peran serta kontribusinya dalam Menghadapi Cuaca Ekstrim dan Bencana Hidrometeorologi bencana di NTB.